
Sebelum dan saat kompetisi 2022/2023 dimulai target PSM paling jauh adalah 5 besar atau paling tidak lebih baik dari musim sebelumnya, sementara untuk kompetisi AFC, sebisa mungkin PSM lolos dari fase grup AFC 2022. Tidak ada nama PSM dalam prediksi juara dengan skuad yang sebagian besar adalah nama-nama baru. “Hil yang musatahal” ternyata membuat PSM melangkah sampai ke final zona ASEAN di AFC Cup. PSM menegasikan hal-hal tersebut, “tidak ada yang menyangka” jadi sebuah kalimat klise. Hingga pada 4 pertandingan terakhir PSM di musim 2022/2023, negasi itu tetap ada. Jarak 23 tahun dari terakhir kali PSM juara Liga Indonesia, tidak pernah diomongkan sebelumnya. Bagaimana PSM menegasikan dan menyelesaikan musim ini, lantas menjadi juara adalah permainan yang mungkin/yang tak mungkin. Ketidakmemadaian PSM melangsungkan pertandingan di Makassar (yang tak mungkin) memunculkan Pare-pare sebagai upaya untuk merasakan PSM lebih jauh (yang mungkin). Bagaimana 5 besar dengan mayoritas skuad muda yang ada adalah hal yang mungkin dinegasikan dengan hal yang tidak mungkin. Bisa dikatakan Bernardo adalah permulaan bagaimana PSM bekerja menegasikan hal-hal tersebut sepanjang musim 2022/2023.
Sebelum Bernardo Tavares menangani PSM, bayang-bayang bahwa dia ada di liga Indonesia dan PSM sudah ada pada tahun-tahun yang lalu atau beberapa bulan yang lalu di tahun 2022. Tim terakhir yang dilatih oleh Bernardo sebelum ke PSM adalah HIFK Helsinki, di mana ada 1 penyerang PSM di tahun 2019 selama setengah musim bermain di situ, Eero Markanen[1]. Di tahun 2018 dan 2019 sebelum melatih Churchill Brothers, ada 2 pemain di klub tersebut yang nantinya akan mengisi skuad PSM di tahun berbeda, Hussein El Dor[2] (2020) dan Bektur Talgat Uulu (2021)[3]. Secara obrolan ini bisa jadi hanya akal-akalan saja untuk mempertlihatkan kedekatan secara tidak langsung bagi Bernardo terhadap liga Indonesia. Sembilan tahun adalah waktu yang dihabiskan bagi Bernardo – dihitung dari pertama kali menangani klub Asia – sebelum sampai di PSM Makassar.
Sembilan tahun yang lalu Bernardo melatih Al Nahda, klub asal Oman[4], sementara PSM kembali lagi bermain di liga Indonesia, selepas dari kompetisi IPL (Indonesia Premier League) karena dualisme PSSI. Ada kemiripan dengan kondisi sekarang meskipun jarak dan letak geografis untuk musim kompetisi 2022/2023lebih masuk akal. Saat kompetisi tahun 2014, PSM tidak bermain di Mattoanging, tapi di Gelora Bung Tomo, Surabaya. Kemiripan lainnya adalah kondisi di musim sebelumnya (2013) PSM juga harus memastikan mereka bisa kembali bermain di liga Indonesia.
Sudah banyak tulisan dan video yang memaparkan serta menganalisis bagaimana PSM dan Bernardo bermain di musim 2022/2023 hingga menjadi juara. Tulisan ini sendiri mencoba untuk melengkapi sekaligus membaca kembali seperti apa Bernardo sebelum menangani PSM, khususnya ketika menangani Benfica de Macau dan Churchill Brothers – singgungan terhadap data dan statistik bisa jadi minimal dan hanya akan menyinggung dari sisi permainan ketiga tim tersebut; reorientasi seperti apa yang dilakukan Bernardo terhadap PSM; juga bagaimana musim ini PSM sebelum memastikan juara, selalu berada pada kondisi “di antara”.
Melihat Bernardo sebelum di PSM/Mengalami PSM melalui Bernardo
Ada salah satu video berdurasi hampir 20 menit di akun Youtube Bernardo[5]. Video itu
merupakan potongan pertandingan AFC Cup tahun 2018 antara Hang Yuen FC (Taiwan) melawan Benfica de Macau (Macau). Meskipun video itu dimulai pada beberapa menit sebelum pertandingan usai, tapi bisa dicermati pola permainan Bernardo baik secara bertahan: bagaimana ia memfungsikan 5 pemain belakang secara rapat untuk dialihkan ketika melakukan transisi menyerang: bermain dengan umpan-umpan pendek, tanpa perlu banyak memasok jumlah pemain di area lawan dan menguasai bola secara dominan. Saat menangani Benfica de Macau, Bernardo langsung membawa tim tersebut menjadi juara Liga de Elite, Macau, sekaligus mempertahankan gelar juara mereka sebanyak 5 kali berturut-turut. Selisih poin dengan peringkat kedua saat Bernardo membawa juara Benfica de Macau musim 2018, sama saat membawa PSM juara musim 2022/2023 dengan 9 poin.


Tidak banyak cuplikan pertandingan Benfica de Macau yang bisa ditemukan di Youtube, berbeda saat Bernardo mengasuh Churcill Brothers di akhir tahun 2019 hinga awal 2020. Dari cuplikan pertandingan (rata-rata sekitar 8 sampai 10 menit setiap cuplikan) saat menangani tim yang berlaga di I-League, Bernardo memainkan pendekatan yang sedikit banyak berbeda ketimbang saat di Benfica de Macau[6]. Di poros pertahanan Bernardo biasa memulai menggunakan 4 bek yang seiring waktu bisa menyisakan 2 atau 3 bek ketika melakukan transisi dengan garis pertahanan yang tinggi. Pada lini tengah dan depan terlihat dinamis, sehingga sistem yang terlihat bisa 4-4-2/4-2-3-1/3-5-2.
Dalam transisi menyerang, Bernardo tetap mempertahankan kebiasannya dengan tidak menggunakan keunggulan jumlah pemain ketika memasuki 1/3 akhir pertahanan lawan, tapi kadangkala juga terlihat melakukan high-pressing dan tentu saja penguasaan bola yang rendah tetap menjadi ciri dari sistem Bernardo. Ia sendiri menangani tim tersebut pada saat liga sedang berjalan dan mengakhiri pada saat pandemi Covid tahun 2020 di bulan Maret dengan total 15 pertandingan (6 menang, 2 seri, 7 kalah)[7].
Pada saat PSM bermain di Piala Presiden 2022 saat melawan Arema dan Persikabo, Bernardo melakukan pendekatan permainan dengan 4-4-2, ada kemiripan dengan apa yang ia lakukan di Churchill Brothers. Pertandingan ini sendiri bisa dibilang pertandingan resmi pertama Bernardo untuk turnamen pramusim, setelah beberapa hari sebelumnya PSM melakukan ujicoba melawan Sulut United. Bernardo langsung berhadapan dengan kawannya Eduardo Almeida yang musim sebelumnya membawa Arema selesai di posisi empat klasemen[8].






Menyoal pendekatan atau model permainan yang bisa berubah saat pertandingan berjalan, Bernardo pernah mengatakan hal tersebut dalam wawancara bersama The VAR Show[9], siniar yang mengkhususkan bahasan soal sepakbola selepas menangani Churcill Brothers. Bagi Bernardo, dia harus melihat lebih dahulu seperti apa pemain yang dia punya, baik secara karakteristik, posisi bermain yang nyaman atau cocok, dan bagaimana Bernardo mengkomunikasikan hal-hal tersebut agar model yang dia inginkan ketika bermain bisa bekerja dengan baik. Apa yang penting bagi Bernardo adalah bagaimana pemain-pemain yang ada di lapangan, di bangku cadangan, dan terkhusus pada pemain yang tidak turut serta di bangku cadangan untuk memahami dan merasakan model permainan yang diterapkan. Landasan itu dipadatkan menjadi, “We can lose together, we can draw together, and especially we can win together. You can have good players you’ll win the game. But you have a strong team, you can make good things better.” Kalimat awal dari kutipan tadi kemudian sangat sering terdengar atau terucap ketika Bernardo menangani PSM.
Embrio dari cara bermain atau cara kerja PSM musim ini terlihat pada pertandingan ketiga Piala Presiden saat melawan Persik Kediri. PSM memulai dengan 3-5-2 atau 3-1-4-2 tapi berubah menjadi 4-4-2 dan juga 5-3-2. Model ini kemudian jadi pendekatan PSM saat melakoni pertandingan pertama AFC Cup melawan Kuala Lumpur City FC, grafis taktikal yang ditunjukkan tidak mencerminkan model permainan PSM. Obrolan Bernardo bersama The VAR Show adalah obrolan penting yang menjadi kerangka bagaimana membaca dan juga mengalami PSM di musim 2022/2023. Salah satu yang ia sampaikan soal bagaimana grafis taktik itu hanyalah gambaran kecil, bagi Bernardo akan lebih penting menerapkan hal-hal dinamis dalam permainan timnya bisa berjalan, bagaimana, misalnya, ketika pemainnya memegang bola, mereka tahu apa yang ingin mereka lakukan, seperti apa prinsip bertahan mereka ketika kehilangan bola, soal tempo permainan mereka, dst.





Sudah menjadi umum ditemukan di musim 2022/2023, dinamisnya permainan PSM tidak akan terlihat dari bagaimana mereka menguasai bola, tapi bagaimana gestur dan perlakuan pada bola dan juga area permainan. Sistem yang demikian membuat PSM terlihat bisa mengontrol pertandingan. Kolektivitas yang menjadi salah satu cara penting bagi PSM untuk membuat permainan dinamis juga terlihat bagaimana beberapa pemain bisa merangkap atau memainkan posisi yang berbeda, di antaranya Yance Sayuri, Akbar Tanjung dsb.
Hal lain yang disampaikan juga oleh Bernardo adalah bagaimana ketika dia menangani Benfica de Macau dalam AFC Cup 2018, bertandang ke Korea Utara yang dipenuhi oleh para pendukung Hwaebul Sports Club tanpa ada supporter dari Benfica de Macau. Pada pertandingan tersebut tim asuhan Bernardo menang 3-2. Apa yang dibawa oleh Bernardo ke PSM sebenarnya adalah melanjutkan dari apa yang ia sudah kerjakan di tahun-tahun sebelumnya. Bukan hanya taktik, tapi bagaimana mental seperti demikian yang dialami PSM di musim 2022/2023. Tujuh pertandingan tandang dimenangkan oleh PSM dan salah satunya tanpa dihadiri suporter PSM Makassar.
Seperti omongan Jock Stein, “Football without fans is nothing. It could be the greatest game in the world but if there are no people to watch it, it becomes nothing. Fans are the livelihood of the game,” hal yang tentunya lumrah bagi setiap klub dan suporternya, khusus bagi klub di Indonesia yang muncul sejak era perserikatan. Suporter adalah elemen penting bagi Bernardo dan permainan PSM musim 2022/2023. Berkali-kali atau hampir di setiap konferensi pers dan ruang ganti pemain, Bernardo menyebutkan mengapa dan bagaimana supporter punya peran besar di dalam lapangan bagi permainan PSM. Kehadiran supporter menjadi hal teknis bagi PSM dalam setiap pertandingan, tidak terlibat di lapangan permainan, tapi mereka mengalami PSM. Lapangan bukan hanya area permainan semata, tapi juga apa-apa yang di sekitarnya turut menjadi bagian dari mental/atmosfer yang cair yang melingkupi sebuah peristiwa dalam bentuk pertandingan. Akan hal itu salah satunya bisa dilihat saat pertandingan PSM melawan Persis Solo.
Ada 3 hal yang selalu diucapkan oleh Bernardo saat di ruang ganti yang bersinggungan dengan bagaimana mental pemain PSM di musim ini dalam bermain: fokus, intens, dan agresif. Apa yang menarik adalah bagaimana cara Bernardo menyampaikan hal tersebut tidak secara teknis atau berulang-ulang, tapi terkesan seperti pencerita ulung (storyteller), meminta anak-anaknya meresapi apa yang ia ceritakan dan menerjemahkannya di lapangan. Secara detail Bernardo membaca situasi seperti apa yang dihadapi sebelum dan ketika ia mulai menangani PSM. Menyamakan persepsi soal cara kerja PSM melalui pembacaan/penerapan taktikal dan pembenahan fisik, menyiasati ketersediaan pemain yang bergabung bersama PSM, tempat latihan, dan stadion secara jeli dengan segala keterbatasan. Bernardo seakan mempertanyakan/mendefiniskan ulang sekaligus melampaui keterbatasan melalui apa-apa yang dialami oleh PSM di musim 2022/2023.
PSM Yang Mungkin/Yang Tak Mungkin
Hal-hal yang melingkupi PSM musim ini membuat kerjanya berada pada situasi yang mungkin/yang tak mungkin dan ini tidak terlepas dari bagaimana PSM bekerja di musim-musim sebelumnya. Di musim-musim sebelumnya ketika PSM bekerja untuk mendekati sesuatu yang mungkin, yang muncul adalah sesuatu yang tak mungkin. Sesuatu yang tak mungkin itu bukan dibaca sebagai sesuatu yang akhir, tapi tertunda, ingat bagaimana kaos yang digunakan para pemain PSM di pertandingan terakhir pada musim 2018. PSM selalu berada di antara.
Bagi saya terlepas dari terakhir kali PSM juara dengan sistem kompetisi satu wilayah, di antara seringnya PSM menjadi runner-up, musim 2004 paling aduhai. Pertandingan PSM melawan PSMS Medan (lawan yang sama dihadapi di tahun 2018) di Stadion Mattoanging, betapa hal yang mungkin untuk menjadi juara sangat dekat ternyata menjadi hal begitu jauh. Begitu dekat karena poin PSM sama dengan Persebaya, sekaligus begitu jauh karena kalah dalam efektivitas gol.
Di awal tulisan ini disinggung bagaimana negasi adalah bagian dari cara kerja PSM, terutama di musim ini. Negasi jadi hal yang dekat bagi PSM dan tertawan saat Bernardo menukangi Juku Eja. Perihal masalah-masalah teknis dan non teknis yang selalu mendengung (utamanya musim lalu bagaimana degradasi adalah sangkalan) dinegasikan oleh PSM tanpa perlu banyak cingcong. Sekarang, apakah dengan menjadi juara musim ini, apa yang tertunda sebelumnya bisa dibaca sebagai sesuatu yang tuntas atau lunas? Akan seperti apa negasi yang akan dilakukan PSM pada musim mendatang? Atau jangan-jangan pertanyaan model macam begini, baiknya dinegasikan saja? Layaknya ungkapan nisbi tapi sentimentil yang dibagikan oleh Meme Troll of PSM (MTOP), “it’s a PSM thing you wouldn’t understand.”.
[1] https://bit.ly/3oyAze5 diakses pada 21 April 2023
[2] https://www.transfermarkt.com/hussein-el-dor/profil/spieler/264739 diakses pada 21 April 2023
[3] https://www.transfermarkt.com/bektur-talgat-uulu/profil/spieler/309824 diakses pada 21 April 2023
[4] Karir pertama Bernardo di Asia adalah sebagai asisten pelatih klub Bahrain Hidd SCC, https://www.transfermarkt.com/bernardo-tavares/stationen/trainer/33571/plus/1 diakses pada 21 April 2023
[5] https://www.youtube.com/watch?v=TTHR2CPOahc&t=185s diakses pada 21 April 2023
[6] tentu ini harus diperiksa lagi jika ada data dan video mengenai pendekatan permainan Benfica de Macau saat dilatih oleh Bernardo Tavares di tahun 2018 saat bermain di liga.
[7] https://www.transfermarkt.com/bernardo-tavares/leistungsdatenDetail/trainer/33571/verein_id/14084/datum_zu/2019-11-28/datum_ab/2020-03-10 diakses pada 21 April 2023
[8] Bagi Eduardo Almeida, musim 2022/2023 adalah musim keduanya menangani klub Indonesia. Semen Padang pada tahun 2019 adalah tim pertama yang ditangani. Eduardo sendiri berhasil membawa Arema menjuarai Piala Presiden 2022. Ia tidak lagi menangani Arema sejak bulan September 2022. Almeida juga lah yang berbincang dengan Bernardo sebelum menerima pinangan PSM. https://www.kompas.id/baca/tokoh/2023/04/17/pemilik-sentuhan-magis-dari-portugal diakses pada 25 April 2023
[9] https://www.youtube.com/watch?v=laFhuBYVPSE diakses pada 21 April 2023