Meski sempat membuat keraguan di awal, PSM Makassar musim ini dipenuhi oleh pemain potensial. Tak cuma disyukuri oleh pelatih Timnas Indonesia Tae-yong yang selama ini mengeluhkan kurangnya pilihan di beberapa posisi, tapi juga para pencari bakat klub luar negeri dan nasional kini rutin memantau pertandingan Juku Eja.
Yang harus dikagumi adalah cara Bernardo Tavares mengorbitkan talenta muda dan nama-nama yang sebelumnya merumput di Liga 2. Siapa menyangka Ramadhan Sananta, yang pada 2021 lalu masih bermain di Liga 3 Sumut, kini digadang-gadang sebagai striker utama Timnas, dan tak ada yang mengira Akbar Tanjung, dengan catatan karier medioker, ternyata bisa membuat suporter lupa sejenak performa moncer Rizky Pellu di 2018.
Para pemain jebolan PSM U-19 yang promosi ke tim senior juga tak kalah apik. Salah satunya adalah gelandang Ananda Raehan Alief. Pemuda kelahiran Makassar ini jadi yang paling sibuk ketimbang sesama rekannya di Ramang Muda. Ananda sudah bermain 28 kali di Liga 1. Dzaky Asraf sendiri baru tampil dalam 19 pertandingan, sedangkan Victor Dethan masih 15 pertandingan.
Pemilik nomor punggung 88 tersebut juga melakoni peran yang vital di sepak bola modern,peran yang amat jarang ditemukan di era gelandang saat ini: box-to-box midfielder alias gelandang dengan kemampuan bertahan dan menyerang yang sama baiknya. Ia bisa berada di kotak penalti sendiri untuk memotong dan menghalau serangan, lalu kemudian tiba-tiba ikut merangsek ke depan bersama para penyerang.
Ananda menunjukkan keahliannya dalam laga pekan ke-31 kontra Bhayangkara FC pada 17 Maret lalu. Turun sebagai starter, Ananda menempati posisi gelandang tengah kanan seperti biasa. Ia bertugas memberi pressing pada penyerang dan gelandang The Guardian bersama salah satu bek saat menyusun serangan. Alhasil, pemain lawan tak harus mengalirkan bola kembali ke belakang karena minimnya ruang yang diperoleh.
Saat menyerang, Ananda ikut maju dengan memanfaatkan keunggulan jumlah pemain saat menyerang dengan berada di ruang minim pengawalan. Ini membuat rekannya bisa memiliki banyak opsi untuk mengoper, dengan Ananda sebagai tujuan paling ideal. Daya jelajah tinggi, keberanian lakukan kerja sama satu-dua di ruang sempit, hingga tiba-tiba merangsek dari lini kedua untuk memburu gol membuat Ananda jadi predator dalam diam.
(Analis sepak bola Tommy Desky membuat video esai yang membedah secara komplit permainan Ananda dan menjadi referensi penulis. Bisa ditonton di https://youtu.be/fJuHrFgFHHw).
Statistik Ananda juga oke punya. Dua gol (semuanya lahir berkat inisiatifnya merangsek dari lini kedua dan luput dari kawalan), 14 peluang dan 4 shots on target. Lalu 261 operan sukses, 32 tekel, 22 intersep kemudian 3 clearances. Belum menghitung umpan kuncinya yang selalu membuat bek-bek lawan terkecoh sekaligus kerepotan.
Tak heran jika Bung Ronny Pangemanan, salah satu pandit senior, menyarankannya untuk dipanggil ke Timnas U-20. Ia menyebut bahwa pemain dengan daya jelajah tinggi sangat cocok dengan skema permainan ala Shin Tae-yong yang meminta anak asuhnya terus bergerak alias wajib mobilitas. Meski sudah semusim tampil di PSM senior, Ananda memang belum sekalipun menerima surat berkop PSSI berisi pemanggilan ke pemusatan latihan atau seleksi. Ia juga sempat luput dari radar pengamatan tim pelatih Garuda Nusantara saat masih mentas di ajang Elite Pro Academy U-19.
Namun, jika performanya terus meningkat, tentu saja dengan polesan coach Tavares, pemanggilan ke Timnas (U-20, U-23 atau senior) agaknya cuma masalah waktu. Tentu saja dengan catatan tak dilibatkan dalam training campberdurasi lama, sesuatu yang kerap dikeluhkan tak cuma oleh Tavares.
Predikat “rising star” boleh saja tersemat pada Ananda. Tapi, besar kepala dan cepat puas adalah penyakit pemain muda lokal yang harus dijauhi. Tetap membumi dan terus mengasah diri (plus kemampuan fisik) harus ia lakukan. Pelaut ulung lahir berkat kemauannya untuk terus mencari dan menaklukkan tantangan. Jika terus tampil konsisten ditambah grafik performa yang meningkat, jalan menuju karier cemerlang akan terbuka luas untuk Ananda.