Sepakbola Makassar
  • Berita
  • Cerita
  • Analisis
  • Profil
  • Magz
  • PSM
    • Match Report
    • Profil Pemain
  • Donasi
  • Lainnya
    • Infografik
    • Matchday Programme
      • Musim 2019
      • Musim 2020
    • Podcast
    • On This Day
    • Klasik
  • Berita
  • Cerita
  • Analisis
  • Profil
  • Magz
  • PSM
    • Match Report
    • Profil Pemain
  • Donasi
  • Lainnya
    • Infografik
    • Matchday Programme
      • Musim 2019
      • Musim 2020
    • Podcast
    • On This Day
    • Klasik
No Result
View All Result
Sepakbola Makassar
Home Cerita

Romantisasi Mattoanging Melalui Keranjang-Keranjang Memori

October 22, 2020
4 min read
0
337
SHARES
2.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Ingatan manusia pada beberapa penelitian dikatakan memiliki daya penyimpanan luar biasa besar. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Institut Salk di California Amerika Serikat menyebutkan bahwa otak manusia memiliki kapasitas penyimpanan data (memori) sebesar satu petabyte atau sekitar satu juta gigabyte. Mengagumkan bukan?

Layaknya pada penyimpanan peranti elektronik praktis seperti laptop maupun telepon genggam, daya memori sangat vital peranannya sebagai media penyimpanan hal-hal yang kita anggap penting. Cuma bedanya, hal-hal yang kita simpan di dalam peranti elektronik bisa kita hapus kapan saja, sementara otak manusia tidak. Pada telepon genggam misalnya, kita punya kuasa untuk menyimpan hal-hal yang kita sukai saja dan membuang hal-hal yang tidak kita sukai. Sedangkan otak manusia akan menyimpan semua jenis memori, baik memori yang membawa kebahagiaan maupun ingatan-ingatan yang berusaha keras kita hilangkan.

Penulis tumbuh dan besar di lingkungan yang sangat mudah untuk mencintai olahraga sepakbola sedari kecil. Bermain bola plastik di tanah merah bersama kawan sebaya hingga memutuskan untuk beralih menggunakan bola mikasa karena merasa sudah cukup “besar”. Atau manisnya menang dengan skor besar dan akhirnya merasakan pahitnya kekalahan di final pada kompetisi antar-kelurahan, semuanya adalah serpihan-serpihan memori masa kecil tentang sepakbola yang akan terus hidup bersama penulis.

Masa itu, semua kawan memiliki tim idola masing-masing. Awal 2000-an merupakan masa keemasan sepakbola Italia, hampir semua anak sebaya menggunakan jersey (palsu) kebanggaan, mulai dari AC Milan, Inter Milan, hingga S.S. Lazio. Namun meskipun begitu, semua perbedaan-perbedaan tersebut melebur tatkala pembicaraan kita arahkan pada tim lokal kebanggaan, PSM Makassar. Menyaksikan PSM bertanding langsung di stadion masih hal yang cukup ekslusif bagi kami pada waktu itu. Kami lebih sering menyaksikan pertandingan melalui layar televisi ataupun melalui siaran radio RRI, yang penyiarnya tidak pernah gagal membawa euforia pertandingan melalui gaya histeria khasnya.

Foto udara Kawasan Std. Mattoanging yang dipotret tanggal 12 Agustus 1957 seusai pengerjaan pembangunan stadion untuk persiapan pelaksanaan PON IV ( ig: makassar.tempodoeloe)

Salah satu cara mengetahui jadwal PSM bermain kandang pada saat itu lumayan mudah. Cukup melihat di jalan-jalan apakah banyak om-om (biasa juga tante-tante) yang jualan tiket pertandingan dari pagi hari. Kalau iya, dapat dipastikan pada sore atau malam itu PSM Makassar akan mentas di Stadion Mattoanging. Pemandangan gerombolan pemotor dengan pakaian serba merah menggeber motor bersorai sambil membawa bendera adalah pemandangan lazim jalanan-jalanan makassar yang kita temui ketika PSM Makassar bertanding.

Satu memori yang paling berbekas ketika menonton secara langsung di Mattoanging datang pada September 2003 sewaktu PSM Makassar menjamu tim ibukota Persija Jakarta pada pagelaran Liga Bank Mandiri tahun 2003. Menunggu sejak sore hari dan melalui antrian masuk yang berdesak-desakan cukup parah, akhirnya bersama ayah dapat tempat duduk di tribun selatan tertutup. Pertandingannya sendiri tidak begitu berarti dalam perburuan gelar juara dikarenakan Persik Kediri telah mengukuhkan diri sebagai juara beberapa minggu sebelumnya. Namun partai tersebut (yang dimengerti oleh penulis beberapa tahun setelahnya) sangat menentukan dalam perebutan tiket ke Liga Champions Asia. Pertandingan tersebut wajib dimenangkan oleh tim juku eja karena jika gagal Persita Tangerang siap menyalip di posisi tiga. Malam itu, memori penulis merekam bagaimana duo algojo kala itu, Oscar Aravena dan Christian Gonzales berhasil memporakporandakan pertahanan lawan. Atau saat tarian Ortizan “Sajojo” Salossa setiap kali ia menyisir sisi kiri lapangan selalu berhasil mengundang sorakan-sorakan khas dari penonton. Sorakan mirip penonton Tukul Arwana. Iya, benar yang itu.

Pertandingan usai dengan kemenangan meyakinkan 5-2 oleh tuan rumah. Striker gondrong Oscar Aravena berhasil mencetak 2 gol sedangkan tandemnya Christian Gonzales mencetak satu gol. 2 gol lawan sendiri dicetak oleh pemain muda nasional kala itu, Bambang Pamungkas. Kami pulang ditemani dentuman kebahagiaan suporter-suporter lainnya karena tim Ayam Jantan Dari Timur berhasil finish di posisi 2 dan untuk pertama kalinya akan mentas di panggung Asia membawa nama Indonesia. Malam itu, keranjang memori anak berusia 8 tahun terisi dengan cukup indah.

Keranjang-keranjang memori seputar PSM Makassar pelan-pelan mulai terisi sejak itu. Memori lain ialah saat tak jarang penonton yang hadir di stadion membludak. Tak ayal, kami gagal mendapatkan tempat duduk sehingga harus menonton 90 menit pertandingan dari sentel ban, sampai-sampai ayah rela menggendong penulis di punggung setiap kali mengeluh lelah atau karena kehalangan orang lain. Ah, sangat sulit untuk tidak meromantisasikan sepakbola.

Kenangan dan memori tentu tidak melulu perihal yang manis-manis saja. Pengalaman pahit pun turut mengisi keranjang memori penulis. Contohnya melihat PSM kalah, melihat pemain legenda pamit, atau ketika harapan juara di yang harus musnah di pelupuk mata karena gol menit terakhir menghadapi Bali United tahun 2017 misalnya, kesemuanya menjadi bagian memori yang tak terpisahkan dengan Mattoanging. Tak jarang jua Mattoanging harus menjadi tumbal kekesalan oknum-oknum suporter yang melakukan pelemparan batu, bahkan perusakan sarana prasarana stadion.

Pemain datang silh berganti, jajaran manajemen pelatih pun seperti itu, gelombang penonton maupun suporter juga mengalami regenerasi dari masa ke masa. Di antara semua itu, ada satu yang tak pernah tua dan tergantikan. Adalah Mattoanging, stadion yang dibangun di untuk pagelaran PON tahun 1957 yang selama hidupnya telah melalui berbagai macam verifikasi disebabkan serba keterbatasannya, semua demi menyajikan panggung bagi tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan beraksi.

Proses awal renovasi Stadion Mattoanging dengan pemugaran dan perombakan fisik stadion (ig: tena.sisting)

Drama tarik ulur kepentingan atas kepemilikannya setelah bertahun-tahun akhirnya menemui titik terang. Yayasan Olahraga Sulawesi Selatan (YOSS) setuju untuk mengembalikan kepengelolaan Stadion Mattoanging kepada Pemprov Sulawesi Selatan pada awal tahun 2020 kemarin. Per Rabu (21/10/2020) proses awal renovasi dimulai dengan melakukan pemugaran dengan meratakan keseluruhan stadion. Apapun wajah baru Mattoanging nantinya, kenangan Mattoanging dari masa sebelumnya tidak akan pernah hilang dari memori kita, dan memang sudah selayaknya seperti itu. Masing-masing dari kita punya cara sendiri dalam mengenangnya, baik melalui keranjang memori yang baik ataupun pada keranjang memori pahit.

Mari senantiasa memelihara ingatan Mattoanging lama,
Mari bersiap menyambut Mattoanging baru.

Tags: Bali UnitedPersija JakartaPSM MakassarStadion Mattoanging
A. Rafsandi Putra

A. Rafsandi Putra

A full time football enthusiast

Related Posts

Identitas Lokal VS Industrialisasi Sepakbola

Identitas Lokal VS Industrialisasi Sepakbola

December 31, 2020
105 Tahun PSM Mengukir Cerita

105 Tahun PSM Mengukir Cerita

November 2, 2020
Next Post
Sebab Mengenang Mattoanging Adalah Tugas Kita Semua

Sebab Mengenang Mattoanging Adalah Tugas Kita Semua

No Result
View All Result

Terpopuler

  • Mengenang Lawatan Internasional PSM ke Bangladesh

    353 shares
    Share 141 Tweet 88
  • Berdirinya Red Gank, Titik Balik Suporter Makassar

    380 shares
    Share 174 Tweet 86
  • Pemain Asing Produk PSM Makassar

    342 shares
    Share 137 Tweet 86
  • Sebab Mengenang Mattoanging Adalah Tugas Kita Semua

    340 shares
    Share 136 Tweet 85
  • Perlunya Sikap Kritis Merespon Pembangunan Stadion Mattoanging

    511 shares
    Share 308 Tweet 85

Instagram

  • Kelas pekerja mengabdikan tenaga dan pikirannya sebagai substitusi upah untuk menjamin keberlangsungan kehidupannya yang lebih panjang dan nyaman  Idealnya hadist  berikan upah pekerja sebelum kering keringatnya  harus menjadi pengingat bagi pemberi kerja    g carlo30 adalah kita  kelas pekerja yang segmen kerjanya melibatkan emosi dan simpati orang lain yang dulu sangat dipuja saat membela tim kebanggaan sampai hari ini membawa petaka akibat tuntutan haknya  Namun biarkan PSM menyelesaikan masalah sepele ini  Sebagai tim besar dan selalu menjadi kebanggaan orang Sulawesi  ini memang memilukan dan memalukan  Budaya kita adalah saling menghargai dan mengingatkan   Maka saat ini mari kita bersolidaritas sebagai kelas pekerja yang menuntut hal yang sama  segera berikan hak Pemain  pekerja  mu    pagolonet
  • Bacaan akhir tahun cika   Selengkapnya klik link dibio atau kunjungi pagolo net yaa   pagolonet
  • Setiap pertambahan usia adalah sebuah momentum untuk merefleksi kembali semua perjalanan yang telah dilalui  Refleksi ini menjadi penting sebagai sarana kontemplasi untuk memperbaiki hal-hal yang belum baik  sekaligus mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah berjalan dengan baik   Selengkapnya kunjungi pagolo net atau klik link dibio   pagolonet
  • Sampai jumpa lain waktu  Jeneponto    groundhopping
  • Meski pun harus berjibaku di usia yang renta  tapi sekali lagi  sepertinya usia hanyalah angka  ia menolak tumbang dan pada akhirnya ia hanya dewasa  tidak sama sekali tua renta  Selengkapnya kunjungi pagolo net atau klik link dibio  pagolonet       bola com
  • Teman-teman  siapkan satu tempat yang cukup luas di dalam benakmu  Izinkan si tua Stadion Mattoanging bersemayam di situ selama-lamanya  Selengkapnya di pagolo net atau klik link di bio  pagolonet
  • Adalah Mattoanging  stadion yang dibangun di untuk pagelaran PON tahun 1957 yang selama hidupnya telah melalui berbagai macam verifikasi disebabkan serba keterbatasannya  semua demi menyajikan panggung bagi tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan beraksi   Selengkapnya di pagolo net atau kunjungi link di bio  pagolonet
  • Rumah adalah titik kembali  seberapa buruk rupanya  namun akan menjadi tempat paling dipercaya   Mattoanging segera bersolek  proses pemugaran dimulai dari titik paling kritis dan jenuh sudah terlewati sampai pengerjaan fisik mulai nampak dilakukan  Namun mattoanging akan tetap menjadi Mattoanging  stadion yang membawa banyak kenangan bagi masyarakat Sulawesi Selatan  Nonton bola  nonton konser  kampanye  tes CPNS  pasar malam  ujian Penjaskes  lomba panjat pinang dll semua pernah difasilitasi stadion tua ini  Bagaimanapun rupa barunya nanti  kenangan2nya akan abadi karena Mattoanging bukan sekedar lapangan sepak bola dan tribun tua tapi juga rumah bagi kita semua                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                pagolonet
  • Stadion Kassi Kebo  29 8 2020    pagolonet
Sepakbola Makassar

Pagolo adalah sebuah portal yang berkonsentrasi terhadap sepakbola lokal Sulawesi Selatan. Pembinaan dan tentunya suara suporter. Email: redaksi.pagolo@gmail.com

© 2020 Pagolo - Sepakbola Makassar

No Result
View All Result
  • Berita
  • Cerita
  • Analisis
  • Profil
  • Magz
  • PSM
    • Match Report
    • Profil Pemain
  • Donasi
  • Lainnya
    • Infografik
    • Matchday Programme
      • Musim 2019
      • Musim 2020
    • Podcast
    • On This Day
    • Klasik

© 2020 Pagolo - Sepakbola Makassar