Persatuan Sepakbola Makasaar atau disingkat PSM, salah satu klub yang telah memiliki sejarah panjang di persepakbolaan Indonesia. Sejak era perserikatan hingga era ligina PSM telah merengkuh banyak gelar juara dan prestasi. Pada era ligina PSM memang baru sekali meraih gelar juara, yakni pada ligina VI pada musim 1999/2000.Selebihnya hanya meraih gelar runner-up sebanyak 4 kali, julukan tim juara tanpa mahkota patut disematkan pada PSM.
Setiap musim kompetisi yang baru manajemen PSM selalu mencanangkan target juara, begitu pun dengan musim ini. Langkah cepat pun diambil manajemen dengan mengamankan servis pelatih Robert Rene Albert yang berhasil mencacatkan dirinya sebagai pelath terbaik pada TSC 2016 lalu. Selalnjutnya nama-nama besar pun didaratkan seperti Hamka Hamzah, Zulkifli Syukur, Rivki Mokodompit, Faturrahman, dan Asnawi Mangkualam. Nama terakhir merupakan debutan yang sangat ditunggu aksinya, mengingat tipikal permainannya yg sangat khas anak makassar (cepat dan keras). Para pilar musim lalu pun turut dipertahankan, publik pencinta bola seperti Makassar masih akan menyaksikan aksi para pemain andalan seperti Rasyid “the prince” Bakri, Ferdinand Sinaga, Titus Bonai, M Rahmat “neymar”, dan the greatcaptain Syamsul Chaeruddin. Barisan pemain impor juga tak kalah menterengnya. Wiljan Pluim yang menujukkan kelasnya sebagai playmaker terbaik di TSC 2016 yang lalu berhasil diikat oleh manajemen dengan kontrak 2 tahun. Palang pintu baru didatangkan langsung dari Prancis, bernama Steven Paulle. Sejauh ini duetnya dengan Hamka Hamzahdi jantung pertahanan menunjukkan performa yang sangat tangguh. Lalu ada lagi ujung tombak asal Brasil berpaspor Australia, Reinaldo da Silva. Kepala plontos seolah sangat akrab dengan bola sehingga ia begitu sulit dikalahkan dalam duel bola atas, kemampuannya menambah variasi serangan skuad JukuEja . Marc Anthony Klok menjadi nama terakhir melengkapi jajaran pemain asing PSM. Julukan “the dutch gladiator” seakan memberi asa bahwa ia akan cepat adaptasi dengan gaya bermain keras PSM.
Ujicoba Pra Musim
Terlepas dari hasil buruk di Piala Presiden yang dijalani dengan setengah hati, meski sempat menimbulkan suara sumbang di kalangan supoter tapi sang manajer Robert Rene Albert menjawabnya dengan nada optimis bahwa target utamanya adalah juara Liga 1. Serangkaian uji coba pun digelar manajemen dalam menyambut musim kompetesi yang akan datang. Ujian pertama datang dari Perseru Serui,pada laga ini pola permainan PSM terlihat mulai terbentuk dan strategi yang diinginkan pelatih mulai bisa diterapkan pemain. Laga berkesudahan dengan kemenangan 2-0 PSM dan Reinaldo membuktikan jika dirinya pantas mengenakan jersey merah kebanggaan.
Berturut-turut laga uji coba berikutnya melawan Barito Putra dan Persipura berakhir dengan skor yang sama, imbang 2-2. Para pendukung yang sudah sangat rindu akan gelar juara mulai berpendapat jika PSM kesulitan menghadapi Tim-Tim dengan kapasitas yang setara. Optimisme merengkuh gelar juara mulai memudar, maklum saja kita sudah terlalu lama puasa gelar sehingga kita begitu mudah kehilangan percaya diri. Lantas apa hal positif yang bisa dipetik dari laga kontra Barito Putra dan Persipura?
Dua laga uji coba tersebut memang berakhir imbang, pada laga melawan Barito Putra bahkan PSM sempat tertinggal terlebih dulu sebelum disamakan melalui titik putih oleh Reinaldo. Pun dengan laga melawan Persipura, dwigol Boaz membuat PSM ketinggalan hingga akhirnya skill ciamik dari Pluim membuat kedudukan sama kuat.
Kita mulai dari laga melawan Barito Putra. PSM yang mengandalkan serangan cepat berhasil unggul terlebih dahulu lewat sundulan Reinaldo. Sejak kedatangan Reinaldo, porsi latihan crossingterlihat semakin diperbanyak. Pola serangan lewat kedua sayap dan diakhiri dengan umpan silang diharapkan mampu mengeksploitasi kemampuan Reinaldo yang sangat kuat dalam duel bola atas. Di pertandingan sebelumnya melawan Perserui juga pola ini tergambar dengan jelas lewat dua gol PSM. Gol pertama lahir dari direct pass yang langsung menuju Reinaldo yang kemudian memenangkan duel dan memberi umpan matang yang diselesaikan dengan baik oleh Ferdinand. Setali tiga uang dengan gol kedua, serangan balik cepat dari sayap memanfaatkan kecepatan M Rahmat berhasil membelah pertahanan Perserui, sebelum diakhiri dengan umpan manis Rahmat pada Reinaldo yang telah berdiri bebas menanti dimulut gawang. Skema serangan cepat lewat sayap juga nampak pada gol pertama melawan persipura. Serangan balik yang dibangun cepat dan rapi berhasil mengekploitasi pertahanan persipura, hasilnya umpan silang M Rahmat berhasil disambar Ferdinand Sinaga di depan gawang. Sementara itu gol penyeimbang diawal babak kedua tercipta melalui direct pass menuju jantung pertahanan Persipura yang berhasil dikonversi lewat skill yang sangat indah oleh Pluim.
Kesimpulan yang bisa kita ambil bahwa pola serangan PSM yang mengandalkan serangan balik dari kedua sayap dan umpan panjang langsung ke daerah pertahanan lawan sudah mulai diterapkan dengan baik. Pola serangan yang terorganisir dan rapi semakin hari semakin nampak. Hal yang sangat jarang kita temukan di persepakbolaan Indonesia, yang cenderung mengandalkan serangan sporadis dan skill individu pemain.
Beralih ke lini pertahanan, lini yang musim ini dirombak habis-habisan oleh sang meneer Robert. Duet palang pintu Hamka Hamzah dan Steven Paulle sepertinya mulai dipatenkan oleh pelatih. Duet ini pun tampil sangat kokoh dalam mengawal pertahanan PSM selama uji coba. Sedangkan kedua sisi yang ditempati oleh Reva Adi dan Zulkifli juga menujukkan performa yang baik. Sistem pertahanan zonal marking yang diinginkan pelatih sepertinya semakin dimengerti oleh para pemain. Saat bertahan para pemain PSM akan terlihat segera mundur ke area permainan sendiri . Pressure kemudian baru dilakukan ketika para pemain lawan memasuki wilayah permainan PSM. Jika pola ini berjalan dengan baik, maka akan sangat sulit menggetarkan jala gawang PSM. Namun dari hasil uji coba terlihat bahwa 4 gol yang bersara ke gawang Rivki Mokodompi semua berawal dari kesalahan sendiri yang dilakukan oleh para pemain bertahan PSM. Gol pertama Barito Putra yang bermula dari kesalahan Zulkifli yang tidak mampu mengatasi aksi solo run Rizki Pora yang kemudian berhasi mengirimkan umpan ke mulut gawang, disamping dari skill individu Rizki Pora yag memang baik. Gol kedua juga tercipta karena umpan terobosan pemain Barito tak mampu di intersep dengan baik. Sama halnya dengan dua gol yang dilesakkan oleh Boaz pada saat melawan Persipura, dua gol yang merupakan error oleh kiper yang tak mampu mengantisipasi umpan silang dengan baik.
Jika pola zonal marking ini berjalan dengan baik maka semestinya PSM akan menjelma menjadi tim dengan jumlah kemasukan gol yang sangat sedikit. Karena PSM hanya akan dapat dibobol melalui pemain yang dapat mengalahkan barisan pertahanan dengan skill individunya atau dengan serangan cepat dengan umpan pendek merapat. Tentu akan sulit menemukan lawan sehebat itu di Liga 1 nanti. Atau dengan kata lain sulit menemukan lawan yang dapat mengalahkan PSM di liga 1 nanti.
Akankah puasa gelar itu berakhir?
Melihat materi pemain yang dimiliki saat ini dan pelatih yang mampu menerapkan strategi yang tepat. Maka seharusnya asa juara menatap liga 1 nanti sangat besar. Dahaga juara telah begitu lama dirasakan oleh segenap pecinta bola di kota Makassar. Para suporter begitu rindu menyaksikan sang kebanggaan mengangkat trofi. Animo penonton begitu tinggi, meski belum diikuti oleh fasilitas stadion yang memadai. Tapi setiap sang tim kebanggaan berlaga, antrian mengular penonton di pintu masuk dan sesak ribuan pasang mata di tribun selalu terlihat. Semoga dengan materi pemain yang ada dan dengan strategi taktik jitu dari pelatih, puasa gelar itu mampu diakhiri musim ini. Karena sesungguhnya berdasarkan hitungan diatas kertas, PSM ta’ akan sangat sulit dikalahkan dan sangat pantas menjadi calon kuat peraih gelar juara.