Sepakbola Makassar
  • Berita
  • Cerita
  • Analisis
  • Profil
  • Magz
  • PSM
    • Match Report
    • Profil Pemain
  • Donasi
  • Lainnya
    • Infografik
    • Matchday Programme
      • Musim 2019
      • Musim 2020
    • Podcast
    • On This Day
    • Klasik
  • Berita
  • Cerita
  • Analisis
  • Profil
  • Magz
  • PSM
    • Match Report
    • Profil Pemain
  • Donasi
  • Lainnya
    • Infografik
    • Matchday Programme
      • Musim 2019
      • Musim 2020
    • Podcast
    • On This Day
    • Klasik
No Result
View All Result
Sepakbola Makassar
Home Cerita

Hal-hal yang Saya Cintai dari PSM

May 8, 2020
2 min read
0
330
SHARES
2.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Malam itu, entah kapan, di Stadion Andi Matalatta, penuh manusia dan riuh membahana. Nyanyian, yel-yel, entakan kaki ribuan orang berbaju merah, dan tepukan tangan, tak bisa lagi dibedakan.

Tunggu, aku salah satu orang yang membedakannya. Mengapa? Karena saya fokus menonton pertandingan PSM melawan Mitra Kukar dengan pelbagai variabelnya, seperti menyimak strategi skuat Juku Eja sepeninggal Alfred Riedl; menganalisis permainan kedua tim.

Saya sadar, saya bukan pendukung keduanya, saya adalah peliput pertandingan saat itu.

Tetapi selama berada di bawah naungan merahnya Pasukan Ramang, saya baru tahu ada beberapa kelas penonton Pasukan Ramang.

Yang paling mencolok adalah mereka yang senang dengan keriuhan dan mau bereuforia di setiap pertandingan, kalah ataupun menang.

Bagaimana tidak, coba Anda bayangkan, ada dirigen pendukung PSM yang hanya sesekali berbalik ke lapangan karena harus mengendalikan keriangan.

Alangkah! Pekerjaan mereka begitu sulit. Dan di paragraf sebelumnya, beberapa kata sengaja kusisipi untuk mereka.

Maafkan, saya terlalu bertele-tele. Ya, saat itu saya menonton di vip utama. Tempat khusus beberapa buruh ketik menyimak pertandingan PSM dalam skala besar dan resmi.

Mengapa cuman beberapa? Karena kursi-kursi yang disiapkan untuk kami kadang diambil orang lain yang entah siapa. Manajemen PSM memang belum dewasa seperti kita yang kritis.

Anda marah karena kusebut merebut kursi yang disiapkan untuk juru tulis? Saya malah tidak, lo! Menonton bola itu tak harus mewah, menurutku. Mau di tribun terbuka, tertutup, di teve, dan di mana saja, esensinya hanya satu: mendukung!

Kembali ke pembahasan soal pertandingan. Saat itu PSM bermain cukup apik. Kerja sama lini per lini sangat baik. Rasyid tampil jadi dirinya dan tidak jadi Syamsul. Sama sekali tidak.

Aku suka liukan dan kontrol bolanya yang begitu tenang–itu yang tidak dimiliki Syamsul. Selebihnya, Rasyid adalah Daeng Sila yang dikloning di dalam lapangan.

Tiba saatnya yang saya tidak kira. Permainan kedua tim menjurus kasar. Keputusan wasit begitu kontroversial dalam pertandingan: Pelanggaran dianggap hakim garis adalah hal biasa yang tak mestilah dirinya angkat bendera, dan masih banyak lagi.

Pemain Mitra Kukar yang mengulur waktu lebih menguras emosi saya. Ia sudah merobek jala gawang PSM entah berapa kali saat itu. Benar-benar, itu kali pertama saya begitu emosional menonton bola. Seriuska!

Peluit panjang lalu ditiup. Pertandingan kali itu jadi tak seperti biasanya. Lemparan demi lemparan, dilakukan oknum pendukung PSM.

Hal yang wajar menurutku, sebab palagan dalam lapangan hijau begitu memuakkan. Sangat memuakkan. Semuanya dipicu oleh drama yang entah dipelajari dari televisi mana.

Sumirlan dan Ramli Manong keluar dari bench. Ia memohon pada aparat dan pendukung untuk berhenti saling serang. Mereka orang berani. Mereka terdepan dalam bertanggung jawab. Meski, kadang kita mencibir mereka.

Lain halnya dengan ofisial Mitra Kukar, mereka memilih masuk ke dalam barikade dan barakuda aparat. Keadaan genting, hari itu benar-benar sudah jadi malapetaka.

Saya kebingungan, hilang arah. Naskah ketikan tak kulanjutkan. Seketika, ada sesuatu dalam dadaku yang menyodok-sodok dari dalam. Sangat keras.

Perasaan itu entah apa. Tiba-tiba, Ramli berteriak dan menyuruh aparat untuk menghentikan pertikaiannya dengan pendukung. Ia menangis. Mimik wajahnya muram. Tak pernah saya lihat ia begitu.

Air mata saya juga jatuh. Wajah saya merah padam. Saya diam sejenak, menghela napas.

Di tengah lapangan, kuminta aparat untuk menghentikan tembakannya. Saya memekikkan kalau semua ini tak perlu terjadi. Jelasnya, setelah saya banyak diam,  lalu kata itu terlontar.

Dalam keadaan genting itu, kutemukan seseorang yang lari bersembunyi, yang berani menentang siapa saja, yang melindungi temannya dan masih banyak lagi. Semua itu adalah ekspresi cinta. Sikap-sikap yang harus dimafhumi.

Terakhir, tolong, jangan tanyai soal siapa yang menang dan kalah, juga mengapa tulisan ini begitu rumit untuk dibaca sudut pandangnya. Saya kalut dan sudah tak peduli. Saya benar-benar jatuh cinta tanpa harus melihat papan skor PSM lagi.

Muhammad Almaliki

Muhammad Almaliki

Buruh tulis yang gemar nonton bola

Related Posts

Identitas Lokal VS Industrialisasi Sepakbola

Identitas Lokal VS Industrialisasi Sepakbola

December 31, 2020
105 Tahun PSM Mengukir Cerita

105 Tahun PSM Mengukir Cerita

November 2, 2020
Next Post
Mengejar Mimpi, Membidik Gengsi

Mengejar Mimpi, Membidik Gengsi

No Result
View All Result

Terpopuler

  • Mengenang Lawatan Internasional PSM ke Bangladesh

    353 shares
    Share 141 Tweet 88
  • Berdirinya Red Gank, Titik Balik Suporter Makassar

    380 shares
    Share 174 Tweet 86
  • Pemain Asing Produk PSM Makassar

    342 shares
    Share 137 Tweet 86
  • Sebab Mengenang Mattoanging Adalah Tugas Kita Semua

    340 shares
    Share 136 Tweet 85
  • Perlunya Sikap Kritis Merespon Pembangunan Stadion Mattoanging

    511 shares
    Share 308 Tweet 85

Instagram

  • Kelas pekerja mengabdikan tenaga dan pikirannya sebagai substitusi upah untuk menjamin keberlangsungan kehidupannya yang lebih panjang dan nyaman  Idealnya hadist  berikan upah pekerja sebelum kering keringatnya  harus menjadi pengingat bagi pemberi kerja    g carlo30 adalah kita  kelas pekerja yang segmen kerjanya melibatkan emosi dan simpati orang lain yang dulu sangat dipuja saat membela tim kebanggaan sampai hari ini membawa petaka akibat tuntutan haknya  Namun biarkan PSM menyelesaikan masalah sepele ini  Sebagai tim besar dan selalu menjadi kebanggaan orang Sulawesi  ini memang memilukan dan memalukan  Budaya kita adalah saling menghargai dan mengingatkan   Maka saat ini mari kita bersolidaritas sebagai kelas pekerja yang menuntut hal yang sama  segera berikan hak Pemain  pekerja  mu    pagolonet
  • Bacaan akhir tahun cika   Selengkapnya klik link dibio atau kunjungi pagolo net yaa   pagolonet
  • Setiap pertambahan usia adalah sebuah momentum untuk merefleksi kembali semua perjalanan yang telah dilalui  Refleksi ini menjadi penting sebagai sarana kontemplasi untuk memperbaiki hal-hal yang belum baik  sekaligus mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang sudah berjalan dengan baik   Selengkapnya kunjungi pagolo net atau klik link dibio   pagolonet
  • Sampai jumpa lain waktu  Jeneponto    groundhopping
  • Meski pun harus berjibaku di usia yang renta  tapi sekali lagi  sepertinya usia hanyalah angka  ia menolak tumbang dan pada akhirnya ia hanya dewasa  tidak sama sekali tua renta  Selengkapnya kunjungi pagolo net atau klik link dibio  pagolonet       bola com
  • Teman-teman  siapkan satu tempat yang cukup luas di dalam benakmu  Izinkan si tua Stadion Mattoanging bersemayam di situ selama-lamanya  Selengkapnya di pagolo net atau klik link di bio  pagolonet
  • Adalah Mattoanging  stadion yang dibangun di untuk pagelaran PON tahun 1957 yang selama hidupnya telah melalui berbagai macam verifikasi disebabkan serba keterbatasannya  semua demi menyajikan panggung bagi tim kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan beraksi   Selengkapnya di pagolo net atau kunjungi link di bio  pagolonet
  • Rumah adalah titik kembali  seberapa buruk rupanya  namun akan menjadi tempat paling dipercaya   Mattoanging segera bersolek  proses pemugaran dimulai dari titik paling kritis dan jenuh sudah terlewati sampai pengerjaan fisik mulai nampak dilakukan  Namun mattoanging akan tetap menjadi Mattoanging  stadion yang membawa banyak kenangan bagi masyarakat Sulawesi Selatan  Nonton bola  nonton konser  kampanye  tes CPNS  pasar malam  ujian Penjaskes  lomba panjat pinang dll semua pernah difasilitasi stadion tua ini  Bagaimanapun rupa barunya nanti  kenangan2nya akan abadi karena Mattoanging bukan sekedar lapangan sepak bola dan tribun tua tapi juga rumah bagi kita semua                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                pagolonet
  • Stadion Kassi Kebo  29 8 2020    pagolonet
Sepakbola Makassar

Pagolo adalah sebuah portal yang berkonsentrasi terhadap sepakbola lokal Sulawesi Selatan. Pembinaan dan tentunya suara suporter. Email: redaksi.pagolo@gmail.com

© 2020 Pagolo - Sepakbola Makassar

No Result
View All Result
  • Berita
  • Cerita
  • Analisis
  • Profil
  • Magz
  • PSM
    • Match Report
    • Profil Pemain
  • Donasi
  • Lainnya
    • Infografik
    • Matchday Programme
      • Musim 2019
      • Musim 2020
    • Podcast
    • On This Day
    • Klasik

© 2020 Pagolo - Sepakbola Makassar