Hajatan Piala Presiden 2017 merupakan turnamen yang kedua kalinya setelah tahun 2015 dilaksanakan sebagai turnamen pengisi kekosongan liga pasca Indonesia diberi sanksi oleh FIFA akibat konflik federasi dengan pemerintah.
Pada hajatan pertama PSM Makassar dengan materi yang bisa dikatakan tidak sementereng musim ini bisa berprestasi tinggi walau pada fase 8 Besar kita harus tersingkir dari Mitra Kukar karena kalah agregat gol.
Saat itu semua cukup sadar bahwa materi yang ada memang hanya untuk persiapan turnamen dengan target gak muluk-muluk cukup bisa hingga 8 Besar. Tetapi dengan kondisi saat itu kita sebagai pencinta masih bisa berbicara dan membusungkan dada dengan pemain seadanya bisa memberi perlawanan ke tim lain dan lolos hingga babak 8 Besar.
Di tahun 2017 ini pada hajatan Piala Presiden yang ke-2, kita kembali ikut serta dengan memunculkan pro dan kontra keikutsertaan walau pada akhirnya atas perintah federasi (PSSI) PSM Makassar wajib ikut serta. Dari manajemen dan tim kepelatihan sedari awal sudah mengatakan untuk tidak ikut di turnamen tersebut dengan berbagai alasan dan pertimbangan bahwa karena target utama kita ada di ISL atau Liga 1.
Di awal pembentukan tim, sebagai pencinta PSM Makassar sangat bangga akan banyaknya rekrutan anyar dari manajemen PSM Makassar. Sederet Bintang dihadirkan hingga mengembalikan pemain putra daerah Berprestasi sebagai simbolSiri’ na Pacce melengkapi tim.
Harapan besar dari seluruh pencinta PSM Makassar akan kembalinya kebanggan untuk berprestasi tinggi di ISL atau Liga 1 bisa terwujud. Apalagi beberapa tahun terakhir prestasi tim sempat meredup termasuk yang terbaru ISC (Indonesia Soccer Championship) tahun lalu kita terseok-seok di putaran pertama hingga posisi ke-16 walau pada akhirnya di putaran kedua kita bisa kembali meroket hingga pernah bercokol di posisi ke-4 klasemen sementara dan akhirnya finis di peringkat ke-6.
Kembali ke hajatan Piala presiden 2017, sebagai pencinta PSM, mungkin pantas ketika saya mengucapkan terima kasih kepada Piala Presiden 2017 kali ini, atas pelajaran yang telah diberikan.
Dengan materi yang dipersiapkan untuk ISL atau Liga 1, saya mengatakan sedih ketika tim kebanggaan, Ai??tim dengan penuh sejarah dan mental juara, tim tertua bermateri pemain bintang, Ai??merupakan tim kedua setelah PS TNI yang dinyatakan atau hampir dipastikan tidak lolos lagi ke fase berikutnya (8 besar) walau masih ada laga terakhir kontrak Persiba Balikpapan.
Dengan alasan alasan target kita ISL (Liga 1), pemain dihindarkan dari cedera, Ai??PSM masih mencari formasi kerangka ideal, tapi penulis berpendapat tim lain pun demikian halnya, bukan cuma PSM Makassar.
Kondisi ini menurut saya akan berdampak psikologis terhadap mental pemain, apapun alasannya, fakta terlihat kita kalah dengan tim lain untuk level ISL (Persib, Persela) dengan kondisi itu secara tidak langsung akan berpengaruh negatif khusunya untuk kepercayaan diri pemain.
Harapan saya sebagai pencinta PSM Makassar, melalui tulisan ini bahwa dengan apa yang kita miliki sekarang jika tidak dengan serius maka yakini ekspektasi tinggi akan menjadi bumerang bagi kita sendiri. Kita tidak boleh jumawa akan apa yang ada di depan kita saat ini, tidak menganggap bahwa apa yang ada sekarang menjadi jaminan untuk kita berbicara lebih, tapi sebaiknya hadirnya materi pemain, pelatih berkualitas, suporter yang loyal serta manajemen yang kuat kita harus makin berangkulan satu sama lain untuk saling menguatkan. Mari hadapi pertandingan dengan serius, bukan dengan coba-coba apalagi laga resmi.
Belum terlambat saat ini karena memang target kita di Liga 1, mari berterima kasih ke Piala Presiden 2017, karena keikutsertaan kita di turnamen ini, kita makin sadar akan kekurangan dan kelemahan kita saat ini.
Meminjam kalimat dari senior saya ai???Musuh terbesar kita saat ini adalah diri sendiri.ai???
Semoga Piala Presiden ini membangunkan kita semua akan pentingnya diawali dengan keseriusan dalam setiap aktivitas, tidak ada jaminan bahwa yang ada sekarang akan menjamin semuanya.
Salam ewako ewaki kuewai!