
menit ke 85. Sepakan mendatarnya tak mampu dihalau kiper, saat pemain belakang timnas Singapura salah antisipasi umpan crossing Boaz Sollosa di sektor kanan pertahanan tim negeri Singa ini.
Bola yang mengarah ke Lilipaly berhasil dimaksimalkan dengan baik oleh pemain kelahiran Belanda 26 tahun lalu tersebut. Hingga membuat timnas Indonesia lolos ke semifinal setelah menang dengan skor 1-2 pada laga pamungkas di Rizal Memorial Stadium, (25/11) lalu.
Tim nasional Indonesia berhasil mendampingi Thailand ke babak selanjutnya, sebagai runner-up meski dipertandingan tersebut skuat asuhan Alfred Riedl ini tertinggal di menit ke 27 melalui gol pemain Singapura Khairul Amri. Hingga jeda timnas tertinggal 1 gol. Namun di babak kedua Boaz Sollosa dkk berhasil membalikkan kedudukan setelah Andi Vermansyah menyamakan kedudukan di menit ke 62.
Lolosnya tim merah putih di semifinal menjadi kebahagaain seluruh elemen masyarakat dari pelosok Indonesia. Sayup-sayup dukungan seluruh suporter terdengar seantero negeri ini. Karena kemenangan tersebut menjadi bukti jika sepak bola Indonesia tetap diperhitungkan di Asia Tenggara meski setahun aktivitas vakum karena di banned oleh FIFA lantaran dinilai pemerintah mengintervensi PSSI sebagai induk organisasi sepak bola.
Termasuk publik sepak bola Makassar, di mana tim tertua di Indonesia ini juga mengirimkan dua pemain terbaiknya membela timnas. Bahkan, di Makassar sejumlah kegiatan nonton bareng juga diadakan. Bahkan, lolosnya timnas ke semifinal ini dirayakan dengan haru bahagia, walau banyak cibiran negatif dari beberapa kalangan terkait penampilan timnas di fase grup ini.
Pada ajang ini 23 pemain terbaik di Indonesia dipilih untuk menjaga nama baik negara ini di mata dunia. Namun, ada sedikit kesedihan dalam hati ini, karena di dalam skuat timnas. Sama sekali tidak ada pemain asli Sulsel termasuk Makassar. Di mana daerah ini sejak dulu selalu menyumbangkan pemain untuk tim Garuda.
Memang sejauh ini, ada dua nama yang mewakili sepak bola Makassar membela timnas yakni Muchlis Hadi Ning Syaifullah dan Ferdinand Sinaga. Namun, mereka bukanlah putra asli daerah ini. Padahal, di era kejayaan sepak bola Indonesia, sejumlah nama dari daerah ini selalu membela timnas dan berhasil mengantarkan Indonesia meraih prestasi di kancah Internasional.
Tidak ada lagi nama seperti Ramang, yang berhasil membawa tim Indonesia berlaga di Olimpiade, Abdi Tunggal yang kerap memperkuat tim PSSI dan sosok Ronny Pattinasarani yang menjadi pemain terbaik sekaligus kapten tim nasional Indonesia. Di timnas senior yang berkiprah di era tahun 2000 hanya seperti Syamsul Haeruddin, Hamka Hamzah dan terakhir di tahun 2014 ada nama Rasyid Bakri.
Sejauh ini tidak ada lagi penerus pemain-pemain tersebut di atas. Padahal, kita tau di daerah ini berdiri tim sepak bola tertua di Indonesia yakni PSM. Meski masih zaman penjajahan daerah ini bahkan tetap melahirkan pemain berbakat. Namun, saat ini tidak ada lagi yang bisa menembus timnas Indonesia.
Kondisi tersebut bukan berarti di daerah ini kekurangan pemain. Di level klub beberapa pemain putra daerah berhasil melejit namanya, sebut saja M Rahmat, Rasyid Bakri dan penjaga gawang dengan wajah baru Syaiful yang menjadi tulang punggung PSM. Hanya saja, mereka belum bisa menembus skuat timnas. Meski Rahmat sempat mengikuti seleksi.
Di era tahun 2000-an Kita masih ingat, ketika komentator di televisi menyebut nama Syamsul Haeruddin, dengan selingan pemain ini dijuluki si nafas kuda. Putra asli Sulsel, dan menjadi tulang punggu timnas dengan karakter asli Makassar yakni keras, petarung dan tidak mau kalah, kemudian nama Rasyid Bakri yang dinilai menjadi penerus Syamsul karena sklillnya nyaris sama. Tapi, hal itu sudah beberapa tahun berlalu.
Kini tidak ada lagi yang bisa dibanggakan, tidak ada lagi celoteh terkait karakter sepak bola Sulsel yang mencerminkan keras tapi tidak kasar, petarung dan tidak mau kalah yang selalu diperagakan oleh pesepak bola asal daerah ini. Meski demikian, kita tetap berharap tim nasional Indonesia berjaya di Piala AFF tahun ini meski Sulsel absen menyumbangkan pesepak bola terbaiknya.
pict via sulsel.pojoksatu.id